Translate

Translate

Senin, 04 Maret 2013

Sebuah Em dan Moral

       Malam minggu katanya adalah malam riyayanya anak muda, itu kata temanku. Namun menurutku itu memang benar. Di desaku kalau setiap malam pasti jalan raya ramai oleh anak muda berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, mereka saling berboncengan. Entah kemana mereka pergi namun yang pasti mereka pulang pasti pada waktu tengah malam, malah kadang ada yang sampai pagi hari.

       Itulah aktifitas di desa pada waktu malam minggu antara, anak laki laki dan perempuan sudah tidak ada sekatnya lagi, kalau boleh dibilang laki-laki dan perempuan sama dan sejenis, padahal mereka itu berbeda.

       Maka tidak diragukan kalau setiap tahunnya banyak anak yang lahir tanpa orang tua. Menurutku kebebasan dalam pergaulan antara laki laki dan perempuan itulah penyebabnya.

       Dimulai dari sebuah perkenalan, sebuah jalinan disambung entah itu perkenalan di sekolah, pergaulan di luar rumah, atau jejaring sosial di internet. Kemudian biasanya mereka saling kontak, entah lewat hp atau ketemuan, setelah itu kalau sudah saling cocok mereka akan menjalin hubungan lebih dalam. Biasanya hubungan itu disebut pacaran. Dari situlah dimulai yang namanya maksiat maksiat kecil hingga maksiat maksiat besar. Terakhir sampai pada hubungan-hubungan terlarang hinga terlahirlah anak tanpa orang tua.

        Kurangnya pendidikan agama adalah salah satu penyebab maraknya terjadinya pergaulan bebas. Madrasah yang dulu menaungi banyak pelajar kini pelajarnya semakin sedikit. Kekurangan para pelajar itulah penyebab madrasah kian terpuruk. Juga dari pemerintahan sendiri yang tidak pedulidengan keadaan madrasah di desa. Pemerintah hanya peduli dengan sekolah sekolah umum yang berbasis pendidikan umum tidak pendidikan agama. Padahal pendidikan umum tidak menjamin moral yang terpuruk menjadi sembuh.

       Oleh karena itu pendidikan moral untuk negeri ini sangat penting. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan iptek seharusnya juga di imbangi dengan kemajuan moral ke jalan yang lebih baik. Sudah saatnya pemerintah memperhatikan pendidikan madrasah yang kini telah menyusut

Tidak ada komentar: