Translate

Translate

Senin, 04 Maret 2013

Takut Itu Apa Sih?

       Sore itu matahari sudah mulai tergelingsir ke arah barat suasana mulai gelap pertanda malam akan tiba, yang tadinya burung-burung berkicau sangat merdu sekarang telah berhenti seolah merenungkan diri untuk bermunajat kepada Ilahi Robbi.

       Menjelang malam tiba datang dua orang yang sedang berjalan melewati pohon beringin tua "jang jangan lewat sini doonk aku takut nih" kata Thomas kepada Ujang "Ahh ga ada jalan lagi, kalau kita gak lewat sini mau lewat mana lagii !!! masak kita mau muter balik, trus lewat jalan yang jauh itu, aduhhh ampun dehh," jawab Ujang. " Kamu gak takut to jang di tempat itu." tangan Thomas menunjuk ke belakang pohon beringin tua. "Tepat di belakang pohon beringin itu ada sumur tua , katanya disitu banyak dedemit yang berkeliaran dan kabar berita yang beredar banyak orang hilang karena melewati sumur tua itu pada waktu menjelang malam. kamu gak takut to Jang". jelas Thomas kepada Ujang.

       "Hahh ngapain takut ti ma-mas", "Takut itu kepada Tuhan, ngapain takut kepada dedemit, hantu, jin dan sejenisnya," sahut Ujang

       Sekarang mereka berdua telah sampai di samping pohon beringin tua itu, pada langkah ketiga menjauh dari pohon beringin tua itu, tiba tiba dibelakang pohon beringin tua, tepat di mulut sumur, muncul sesosok makhluk yang sangat besar "HUUAHAA HAHAHAHAAA". suara yang keluar dari mulut makhluk besar itu menggetarkan wilayah sekitar, sampai sampai, menggetarkan hati kedua pemuda itu.

       Thomas mencoba sekuat tenaga untuk menengok kebelakang, dan dia kaget sembilan sepersepuluh mati. Tubuhnya bergetar hebat bukan main, Thomas sudah tidak kuat memandang pemandangan yang seram itu . Benar memang mahluk jadi jadian itu sungguh sangat menyeramkan, sampai-sampai jika anda melihatnya anda akan pingsan sekaligus, begitu pula Thomas yang sekarang sudah tak bersadar diri lagi.

       "Mas bangun mas, kenapa kamu pingsan?" tanya Ujang kepada Thomas yang telah pingsan itu, dan mengabaikan mahluk besar jadi-jadian itu.

       Ujang mulai menoleh dan memandang si makhluk jadi-jadian itu. Aneh benar-benar aneh. Tak sebiji rambut pun tubuh ujang bergetar, seperti orang gila melihat dedemit yang tidak ada reaksi apa-apa. Ya memang tidak terjadi apa-apa

       "HuaaaAAAHHHHHhhh" "Haaaaa" Huuhhhh" suara mahluk itu menggema lebih keras lagi, dan sekarang muka mahluk itu makin tambah seram lagi.

       Sekarang Ujang mulai bereaksi terhadap makhluk itu, tubuhnya bergetar hebat dan mulutnya mulai terbuka lebar, kemudian dai tertawa terpingkal-pingkal karena melihat mahluk itu, tubuhnya berguling-guling ketanah seakan dia melihat komedi kocak. Mahluk jadi-jadian itu menjadi kikuk dan tak berdaya , namun ternyata mahluk itu berubah menjadi pocong besar dan muka seram. Dikiranya dengan berubah wujud si Ujang bisa ketakutan, tapi ternyata tawa Ujang kian menjadi jadi.

       Tapi makhluk besar itu tidak mau kalah, dia sekarang berubah menjadi gendruwo, yang level keseramannya jauh lebih tinggi daripada kedua makhluk itu, tapi tetap saja hasilnya nihil.

       Setelah berpuluh puluh kali mahluk itu berubah wujud, namun tetap saja Si Ujang tidak takut melihatnya. Akhirnya Si makhluk jadi-jadian itu menyerah "Heee anak muda kenapa kamu tidak takut melihat aku" kata si makhluk jadi-jadian itu, "Kenapa aku harus takut?" "Ya harus, orang normal pasti takut melihat keseramanku, tapi kau malah ketawa, kau itu normal gak sih?".

       "Ha ha Ha" tawa Ujang "Kenapa aku harus takut, takut itu apa sih?" "Tau gak takut itu dimana ?" takut itu di hati pak bos, percuma kamu ubah penampilanmu seseram apapun kalau yang kamu takuti hatinya tidak takut." jelas Ujang "Mungkin seorang banci takut sama kecoa, tapi bagi seorang kuli, kecoa itu tidak menakutkan, yaaaa itulah. Takut itu hanya persepsi hati, kalau hati kita tidak merasa takut, kita juga tidak akan merasa takut, walau ajal menjemput sekalipun." "Ohhhh gitu too".

Tidak ada komentar: